2.12.10

Renungan Pagi Tentang UTS dan Munakahat


Pagi ini aku mengawas ujian tengah semester di SMK. Ditengah hujan yang membasahi bumi Samarinda, aku menderu motor dengan semangat yang telah dibangun sejak sebelum tidur.

Dapat ruang 16 di kelas XII, aku menemukan atmosfer ujian yang baru dan aneh. Mungkin karena di awas oleh mahasiswa PPL, atau karena memang kesolidan kelas sudah terbangun sedemikian kuatnya sampai-sampai harus kerjasama dalam ujian. Hufht, anyway, aku malas merusak keindahan pagi ini dengan marah-marah nggak jelas.

Aku bagikan lembaran soal dan kertas jawaban pada mereka. Owh, pelajaran pertama Agama Islam, dan pelajarannya tentang Munakahat. Pertanyaannya mudah-mudah kok, yang jelas pastinya tentang pernikahan, dan dua soal yang sering terjadi di kehidupan sekarang, mengenai pendapat mereka tentang married by accident dan foto pra wedding. Tapi ya itu tadi, mau pelajaran apapun itu, kalau mereka nggak belajar ya nggak bisa jawab. Ribut lah yang terjadi di kelas.

Segerombol siswa di pojok kelas aku hampiri,
"Ayo jangan ribut." kata pamungkas yang pastinya sulit dilaksanakan.
"Soalnya susah bu." celetuk mereka.
"Gampang kok, tentang nikah aja masa gak tau?"
"Kita kan belum nikah bu."
"Ckckckck kalian ini, masa pacaran aja bisa tapi nikah gak tau?" candaku sambil terus berpatroli mendatangi segerombolan siswa lain yang juga ribut. Dibalas garukan kepala oleh mereka.

Hemm, kembali ke soal. Beberapa menit berlalu, beberapa siswa mengumpulkan jawaban yang sudah selesai. Ku perhatikan jawaban mereka, terutama dua soal yg terakhir. Hemm, waaaw, betapa terkejutnya aku, ternyata masih ada aja yang tidak mengerti bagaimana hukumnya nikah karena kecelakaan. Ada yang bilang boleh untuk melindungi sang anak, ada yang bilang boleh tapi nanti kalau melahirkan nikah lagi kalau nggak bisa zina seumur hidup. 'Anak-anak, kalau ini bukan ujian tak jelaskan ini jawaban dari pertanyaannya.' Tapi nga mungkin lah soal ini keluar kalau belum dijelaskan sebelumnya? Jangan-jangan ngga perhatikan kalau guru menjelaskan.

Anak-anakku yang cerdas, andai kalian memahami bahwa belajar itu adalah untuk memahamkan kalian akan sesuatu yang belum kalian ketahui, maka kalian akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru, yang tidak hanya berguna jika pelajaran itu muncul di ujian, tapi menjadi ilmu dalam kehidupan. Jika kalian mengetahui, bahwa ilmu agama yang kalian pelajari adalah bekal bagi kehidupan, tidak hanya kehidupan kini saja, juga nanti. Wa bil khusus ilmu tentang munakahat, adalah bekal bagi masa depan kalian, sebagai pengantar agar kalian lebih bertanggung jawab terhadap keluarga kalian nantinya. Dan tentang soal no 4 itu, sebenarnya untuk membuka cakrawala berpikir kalian bahwa MBA bukan berita baru lagi bagi remaja saat ini. Saya yakin, guru kalian sedang memberi bekal untuk kalian agar tidak terjerumus dalam perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma manapun. Semoga ilmu yang kalian pelajari menjadi barokah, dan mampu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

*10 Nov 10*

0 komentar:

Post a Comment