1.1.17

Resolusi 2017



Setelah berdarah-darah menulis Refleksi 2016 (yang ditulis memang yang bagus-bagusnya saja, karena yang nggak bagusnya mengendap di ingatan dalam bentuk kenangan buruk, wkwkw), saya hadir dengan Resolusi 2017. Eh, kenapa resolusinya dikasih huruf miring? Karena, menurut KBBI, resolusi artinya adalah... *jeng-jeng*




Bodo amat lah ya, yang penting kita sama-sama tahu kalau yang dimaksud di sini adalah semacam harapan atau keinginan atau target pencapaian di tahun ini 😁 Jadi, apa saja resolusi saya? Simak ya, dan jangan lupa di-amin-kan 🙏


Pertama, saya berharap tahun ini saya mendapatkan kembali kedekatan kepada Allah yang rasanya semakin menjauh. Iya tahu, saya yang menjauh. Makanya, saya akan kembali pada kondisi keimanan dan ketakwaan saya seperti dulu lagi. Ini sebuah doa yang nggak muluk tapi susaaaaaaaah sekali dicapainya 😭

Kedua, saya mau *dirahasiakan* 

Ketiga, saya punya target menyelesaikan lima judul novel tahun ini. Semoga segera menemukan ritme menulis dan terus produktif. Kalau tahun kemarin serius di genre teenlit, saya mau coba yang lebih dewasa lagi (serius, nulis teenlit itu lebih rumit dari pada nulis genre young adult atau adult). Jadi, seharusnya lebih mudah, kan? Aamiin.

Keempat, saya mau lebih produktif lagi nulis di blog, baik blog ini maupun blog buku. Kalau bisa, dua-duanya dipindahkan domainnya ke yang berbayar. Biar lebih semangat lagi nulisnya. Target nulis (kalau digabung dari dua blog) semoga sampai 150 tulisan.

Kelima, saya ingin menaikkan target baca, kalau tahun lalu 60 buku (dan berhasil 100 buku), tahun ini semoga tembus 120 buku.

Keenam, saya mau kurang-kurangi beli buku cetak. Ampuuuuuun, tahun 2016 banyak sekali buku yang saya beli. OMG! Jadi, target tahun ini yang buat beli buku cetak, semoga bisa teralokasikan untuk beli rak buku baru.

Ketujuh, semoga bisa sering silaturahmi sama teman-teman lama. Dan menjalin pertemanan kembali dengan teman-teman yang sempat terputus. Serius, beban mental saya banget setelah gagal anu untuk bisa kembali menjalin silaturahmi dengan teman-teman lama ini. Mental saya terlalu sering break down, apalagi kalau disudutkan atau disalahkan atas kegagalan saya di masa lalu itu. (Padahal saya yakin mereka nggak bakal begitu.) Semoga di tahun ini saya lebih berani! Hahaha.

Kedelapan, saya ingin traveling lagi. Semoga ini juga kesampaian.

Kesembilan, saya berharap bisa mengubah pandangan tentang jodoh, menikah, dll, dsb itu. Sebenarnya sih menghapus resolusi menikah. Namun, bukan itu intinya. Pokoknya, saya mau menjalani hidup tanpa beban, tanpa harus dipaksa mencari jodoh atau kecewa karena tahun ini masih sendiri (lagi). Fokus di karir baru saja, berkarya, dan menjalani hidup dengan indah. Kalau toh memang takdirnya ketemu jodoh tahun ini (atau bahkan sampai menikah), tidak ada jalan lain selain mensyukurinya sebagai sebuah anugerah dan jalan menuju tantangan hidup baru lainnya.


Menuliskan ini benar-benar membutuhkan keberanian bagi saya. Karena, saya yang tertutup tidak mudah begitu saja menggelar mimpi seterbuka ini. Namun, lagi-lagi, harapan saya dengan menuliskannya, akan banyak doa mengalir untuknya. Dan lagi, menulis adalah pekerjaan mengabadikan kehidupan. Anak saya kelak harus membaca tulisan ini. Dan ketika membacanya, saya harap dia tahu bahwa ibunya dulu pernah berjuang untuk keluar dari permasalahan hidupnya, dan berupaya untuk mengukirkan cerita baru dalam lembaran cerita berikutnya.

Akhir kata, selamat menjalani resolusi tahun baru. Semoga di tahun depan, semua yang diharapkan dan diinginkan menjadi kenyataan. Empat hari lagi saya ulang tahun, sudah siapkan hadiah, belum? #pesansponsor


______

Source pict, edited by me

Refleksi 2016



Selamat siang teman-teman.

Gegap gempita perayaan pergantian tahun sudah menghilang, menyusul awal baru kehidupan di tahun yang baru. Sebenarnya, saya bukanlah termasuk yang merayakan pergantian tahun dengan spesial. Hanya saja, memang sih, orang-orang di rumah dan keluarga besar pada suka kumpul dan bakar-bakar di malam pergantian tahun. Alih-alih menganggap ini sebagai perayaan yang nggak sesuai dengan ajaran agama, saya mencoba menikmatinya dari perspektif lain: ajang kumpul dan silaturahmi dengan sanak saudara. Lagi pula, yang dibakar ayam sama lele kok, bukan mercon apalagi kembang api 😁. (Eh, ada yang beli kembang api sih, maklum bocah-bocah suka heboh lihat tetangga, tapi bukan pakai duit saya, hahaha, eman-eman kalau duit sendiri dibakar-bakar begitu.)

Di lembaran awal tahun 2017 ini, saya mau menuliskan beberapa hal yang menjadi refleksi. Kenapa pakai tanggal Masehi untuk dijadikan patokan? Sederhana saja, karena tanggal dan momen ini mudah diingat, dan juga menjadi patokan banyak orang. Jadi, nggak ada salahnya, kan? *kedip-kedip*

Saya memulai tahun 2016 dengan terseok-seok. Banyak hal yang nggak sesuai dengan harapan. Pun begitu juga dengan bulan-bulan saat menjalaninya. Namun, mari kita fokus pada hal-hal yang baik. Tahun ini, banyak target saya yang terpenuhi. Misalnya saja, target baca buku dan mengisi blog (akan dibahas di blog buku saya spesial setelah ini, hehehe.) Lalu, target mengurangi bermain di role player fiction New Indohogwarts tercapat setelah berkali-kali didera kekecewaan karena terlalu banyak bergantung pada manusia, hahahaha (ups, katanya mau fokus pada hal-hal baik?) Nah, kabar baiknya adalah, saya mulai berpindah lapak menulis, dari nulis di forum RPF, jadi menulis yang lebih serius. 2016 adalah awal mula saya memberanikan diri untuk menulis novel.

Tercatat, tahun ini saya berhasil membuat dua buah novel (dengan terseok-seok karena masih berusaha menemukan ritmenya). Salah satunya, akan segera terbit di penerbit mayor, hehehe. Ini salah satu pencapaian saya yang paling membahagiakan tahun ini. Seperti mendapatkan mata air di padang pasir yang gersang! Salah satunya lagi, sudah dikirim ke penerbit dan menunggu hasilnya apakah diterima atau tidak. Saya juga membuat dua bakal cerita (sebenarnya tiga, tapi yang satu nanti akan diceritakan dalam bagiannya sendiri), yang satu sedang berjalan 40% dan satunya masih mandeg. Terhalang karena saya diajak menulis untuk sebuah proyek menulis bareng teman-teman RPF. Yah, kehidupan menulis saya di NIH memang sedang berada dalam kondisi terburuk, tapi menjaga tali pertemanan di sana memberikan berkah tersendiri. Dan akhirnya, saya lagi menyeriusi bakal cerita ketiga ini. Doakan semoga berhasil dan mendapatkan jalannya ya! 😊

Saya juga mulai mengisi blog pribadi ini, meskipun masih kalah banyak isinya dengan blog buku saya. Beberapa kali membuat cerpen lagi setelah sekian lama nggak menulis lagi. Semoga, tahun ini lebih sering buat cerpen ya. Dan semoga ada jalan untuk menerbitkan kumpulan cerpen, aamiin. Doa dulu pokoknya.

Hal-hal lain yang terjadi selama tahun 2016, salah satunya adalah melakukan perjalanan sama teman kantor saya ("rekan kerja" kata seseorang, tapi mereka adalah teman dekat saya, hahaha.) Seru banget perjalanan ke Banjarmasin itu. Benar-benar perjalanan yang nggak terlupakan, karena kita berpetualang ke tempat-tempat baru yang menyenangkan. Pertengahan bulan Desember kemarin juga saya melakukan perjalanan dengan teman-teman peserta lomba tulis kotamu, untuk melihat sisi lain kota Samarinda yang jarang terkespose media. Laporan perjalanannya ada di sini (dan dapat juara dua! Hehehe, lumayan, hadiahnya bisa buat jajan awal tahun). Sebagai seseorang yang jarang jalan, perjalanan semacam ini benar-benar memberikan kesan bagi saya. Semoga saya bisa meluangkan waktu tahun 2017 ini untuk bisa jalan-jalan. Semoga pula dibukakan pintu rezekinya agar nggak terkendala dengan masalah keuangan ya, aamiin.

Di Pulau Kembang, Kalsel. Bareng "rekan kerja" wkwk


Oh ya, tahun ini saya nonton Sheila on Seven lagi! Wkwkwkwk. Senangnya. Meskipun, tidak se-excited waktu pertama kali nonton di tahun 2005. Hey, tapi ini So7 lho! Kalau konser di Samarinda lagi pasti saya akan nonton dan ikut jejingkrakan!

Konser So7 tanggal 9 Oktober 2016


Satu hal yang saya rasakan di tahun ini adalah selain karena saya semakin sering jajan buku, saya juga jadi sering nonton bioskop. Terima kasih kepada Dina, teman nonton bioskop saya, yang juga teman dekat saya dari SMP, yang sudah mengajak saya nonton tahun ini. Mengingat saya orangnya nggak suka menonton bioskop, pengalaman ini juga memberi warna yang menyenangkan di tahun ini. Kalau nggak mager, saya mau buat ulasannya juga deh nanti.

Bareng Dina, lupa nonton apa saking seringnya :D


Tentang hal-hal yang nggak sesuai harapan, sebenarnya banyak. Banyak sekali. Bisa dibilang tahun ini menjadi tahun terburuk dalam kehidupan saya. Dari segi keimanan, tahun ini saya berada dalam titik yang mengkhawatirkan. Saya menyadarinya, tapi masih tidak melakukan apa-apa untuk membenahinya. (Tuh, mengkhawatirkan, kan?) Namun, dengan kesadaran itu, dan upaya untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dari sebelumnya, di tahun 2017 saya akan berusaha keluar dari kemelut hidup yang membahayakan ini.

Namun, di balik segala sesuatu yang terjadi, tentu akan menyimpan banyak hikmah yang terkandung di dalamnya kan? Saya percaya, bahwa apa yang terjadi saat ini, akan menjadi pelecut untuk kebaikan demi kebaikan di masa yang akan datang. Semoga tahun 2017 menjadi tahun yang menyenangkan. Semoga 2017 nggak ada yang memaksa-maksa saya untuk menikah. Semoga 2017 saya ketemu jodoh. Kalaupun belum, yang itu tuh bisa kok dijadikan jodoh saya ya Allah, aamiin. Hahahaha. *siapa*

Akhir kata, selamat tanggal satu! Empat hari lagi saya ulang tahun, sudah siapkan hadiah, belum?



____
Source pict, edited by me