22.10.09

Memahami Makna Bahagia


Pernahkah anda merasa bahagia??..
Pada saat kapan anda merasa bahagia??..
Karena apa anda bahagia??..

Hmmm,… coba sekarang pejamkan mata sejenak dan pikirkan lima hal yang sudah atau akan membuat anda bahagia.

Saya mempunyai contoh ilustrasi mengenai kebahagiaan. Di suatu mata kuliah semester empat, saya mulai berandai-andai untuk bisa lulus dalam mata kuliah tersebut. karena susahny amateri yang diajarkan, jadi saya hanya berpikir untuk lulus, tak perlu nilai A ataulah B, C saja sudah bahagia. Namun suatu saat saya membuat ilustrasi kebahagiaan mengaitkan dengan mata kuliah tersebut. Jika seandainya saya menjadi satu-satunya mahasiswa di angkatan saya yang mendapat A, maka itu adalah suatu anugrah dan kebahagiaan tersendiri buat saya. Jadi, parameter kebahagiaan saya saat itu adalah “menjadi satu-satunya mahasiswa yang berhasil lulus dengan nilai A”.

Kemudian saya berpikir, apahak kebahagiaaan saya hanya dinilai dengan materi dan nilai A saja? Apakah kebahagiaaan saya dihargai dengan satu angka A pada KHS saya? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang datang sehingga saya memikirkan sebuah pertanyaan, “Apakah sebenaranya makna bahagia itu?”


Ketika saya mendapati bahwa impian dan harapan saya menjadi kenyataan, maka tentu saja saya merasakan kebahagiaan itu. Namun, kadar kebahagiaan itu hanyalah sementara dan semu. Ketika selang beberapa minggu setelah kejadian tersebut, maka sedikit demi sedikit kebahagiaan itu akan luntur juga dan memudar. Karena kebahagiaan yang berlandaskan materi hanyalah akan menjadi kebahagiaan yang semu yang sifatnya hanya sementara.

Lantas, adakah yang dinamakan kebahagiaan yang haqiqi? Jawabannya ada. Yakni kebahagiaan yang sifatnya abadi yang muncul dari dalam hati. Ketika suatu harapan kita tercapai, maka kita merasakan nikmat kebahagiaan dan kita bersyukur karenanya. Ketika harapan tersebut tidak sesuai dengan realitanya, maka sabar merupakan kunci kebahagiaan yang nikmatnya sungguh membuat kita merasakan kebahagiaan.

Agar merasakan kebahagiaan yang haqiqi, maka kita harus memahami makna hidup kita. Makna hidup hadir agar kita memaham dan mengetahui kebahagiaan yang bagaimana yang dapat membuat kita paham dan sadar akan fungsi dan tujuan kita hadir di dunia ini. Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara selama kita hidup. Maka, kebahagiaan kita tidak hanya disandarkan akan kepentingan dunia, namun juga harus paham akan hakikat keberadaan dan hakikat kebahagiaan itu sendiri.

Ada empat pertanyaan yang harus di jawab agar kita mampu mengetahi makna keberadaan kita di bumi ini. Pertanyaan pertama adalah Siapakah kita? Jawabannya tentulah sangat mudah sekali. Kita adalah manusia. Manusia yang diberikan kesemprnaan oleh Allah swt dan diberi kelebihan berupa akal dan nafsu. Manusia memiliki potensi untuk menjadi lebih mulia derajatnya dibandingkan malaikat, namun bisa juga derajatnya lebih hina dibandingkan hewan.

Selanjuya adalah pertanyaan Dari mana kita diciptakan? Untuk menjawabnya, mari kita membuka kitab suci kita Al Qur’an surah Ath Thaariq ayat 5-7. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Selain itu, dijelaskan pula roses penciptaan manusia dalam Qur’an surah Al Mu’minun ayat 12-14. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Mari kita renungkan bersama, bahwa sesungguhnya kita dahulu diciptakan dari air yang dipancarkan (air mani) dan kemudian dari air mani tersebut menjadi segumpal darah, dan seterusnya hinggu dalam proses penciptaan tersebut jadilah kita sebagai seorang manusia, yang diberi potensi akal untuk kita berpikir agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dari merenungi proses penciptaan tersebut, kita mampu menyadari bahwa manusia diciptakan dari proses penciptaan yang sangat luar biasa dahsyatnya, dan ada Allah Sang Maha Pencipta yang telah memilih kita dan menciptakan kita dengan sebaik-baik penciptaan.

Pertanyaan selanjutnya adalah Untuk apa kita diciptakan? Pertanyaan yang mengandung misi, fungsi dan peran kita dalam menjalani kehidupan ini. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Qur’an surah Adz Dzaariyat ayat 56 inilah kunci kita dalam menjalani hidup ini, bahwa sesungguhnya kita diciptakan di muka bumi ini adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang seperti apa? Beribadah, menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, kerena ibadah tidak hanya ritual shalat, puasa saja, namun banyak aspek kehidupan kita yang merupakan ibadah jika niatan kita adalah untuk menggapai ridho Allah SWT. Sudahkah kita melaksanakan tugas penciptaan ini?

Dan pertanyaan terakhir adalah Mau kemana kita setelah menginggal nanti? Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)." Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? [Q.S. An Nisaa:78]. Bahwa kita setelah mengalami proses kehidupan di dunia ini semuanya akan meninggal. Kita tidak mengetahui sampai kapan kita erada di muka bumi ini, dan kita juga tidak tahu bagaimana kondisi kita saat menemui kematian, apakah khusnul khotimah ataukah su’ul khotimah. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. [Q.S. Al Munaafiquun:11] Dan jawaban atas pertanyaan ini adalah dua, Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. [Q.S. Al Baqarah:25]. (Dikatakan kepada mereka): "Ini adalah suatu rombongan (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka)." (Berkata pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka): "Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka." [Q.S. Shaad:59]

Kita telah diberi kesempatan yang sebaik-baiknya oleh Allah SWT untuk merasakan kehidupan di dunia. Kita juga telah diberi akal untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. [Q.S. Asy Syaams:8]

Dari keempat pertanyaan tersebut, sudahkah kita mampu untuk menjawabnya dengan benar? Apabila kita telah mengetahui hakikat keberadaam kita di dunia ini maka beruntunglah kita telah termasuk dalam golongan yang orang yang telah mengetahui fungsi dan peran kita di mua bumi ini.

Nah sekarang, apa kaitannya dengan kebahagiaan dan makna hidup? Kaitannya sungguhlah sangat erat sekali. Ketika kita paham dan sadar akan arti keberadaan kita di dunia, maka kebahagiaanlah bagi kita dalam proses pencarian makna hidup dan dalam proses menjalaninya. Ketika kita punya keinginan, maka kita akan bahagia karena kita yakin bahwa kebahagian yang kita cari di dunia ini adalah salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan haqiqi. Ketika keinginan tersebut tecapai, maka kebahagiaan yang kita rasaan merupakan wujud syukur karena kita telah diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan nikmat yang telah kita inginkan. Dan ketika keinginan kita tersebut tidak tercapai, maka kita akan merasakan indahnya sabar dan tawakal kepada Allah sebgai pengharapan bahwa sesungguhnya dengan belum tercapainya keinginan kita tersebut ada hikmah yang besar yang telah diciptakan Allah untuk kita.

So, tunggu apa lagi, mari kita bersama-sama mencari dan menemukan makna kebahagiaaan dalam kehidupan kita.


0 komentar:

Post a Comment