25.8.13

*Menuliskan nama di pasir pantai

source pict


Siapa di sini yang pernah menuliskan nama, sesuatu, atau apapun di pasir pantai? Saya suka melakukannya. Dulu, favorit saya tentu saja menuliskan nama sendiri. Besar-besar. Semakin besar, semakin senang melihatnya. Sekarang, saya menuliskan apa saja yang terpikirkan.

Kita suka menulis sesuatu di pasir pantai, bukan? Berlarian, tertawa senang.
Lantas ombak lautan menerpa kaki, menghapus tulisan itu.

Begitulah kehidupan. Kita menuliskan banyak hal dalam hidup ini. Apa saja. Dalam artian yang sebenarnya kita menulis catatan, buku, laporan, corat-coret, dan sebagainya. Dalam artian lebih filosofis kita menuliskan keseharian dalam setiap pagi, siang, sore dan malam. Bertemu dengan orang lain, berinteraksi dengan orang lain, menolong orang lain, atau menyakiti orang lain, tidak peduli dengan orang lain, apapun itu bentuknya. Kita menuliskan kehidupan.

Lantas ombak waktu menerpa kita semua, menghapus tulisan kehidupan itu.

Ada banyak raja-raja di dunia ini. Ada banyak jenderal2 perang. Ada banyak pemimpin2, orang2 berkuasa, jutaan jumlahnya, tapi ombak waktu telah menghapus tulisan itu. Kita tidak tahu lagi mereka, kita tidak pernah tahu. Ada banyak orang2 tersohor di dunia ini. Ada banyak orang2 hebat di dunia ini. Entah itu jahat, baik, mulia, rendah, tapi ombak waktu telah menghapus tulisan itu. Kita tidak tahu. Sesungguhnya hanya segelintir tulisan kehidupan orang2 yang tersisa dan sempat kita baca. Sisanya dibawa pergi ombak.

Tapi tidak mengapa. Karena demikianlah hidup, keniscayaan. Siapa pula yang akan mengingat detail tersebut? Ada banyak manusia di muka bumi itu. Maka mari kita menulis kehidupan kita dengan sesuatu yg lebih hakiki. Mari kita menuliskan nama kita di hati orang2 sekitar. Entah itu di hati adik kita, kita menjadi kakak yang membanggakan. Entah itu kakak, kita menjadi adik yang keren. Entah itu orang tua, kita menjadi anak yang berbakti. Entah itu anak2 kita, kita menjadi orang tua yang selalu ada. Entah itu bagi teman-teman, kita menuliskan nama kita di hati mereka. Entah itu di tetangga, orang2 sekitar.

Ombak waktu juga pasti akan menggulungnya. Tapi itu tetap spesial.
Sama persis seperti menuliskan nama kita di pasir pantai, ombak lautan akan menghapusnya, tapi MOMEN saat kita menuliskan nama itulah yang paling penting. Penuh rasa senang, penuh rasa syukur.

Mari menjadi orang2 baik, berahklak terpuji, dan bermanfaat bagi sekitar

Copast from Tere Liye

3 comments: