31.7.13

Apa Dia Akan Menungguku Datang Kembali?



Kangen.

‘Vina, apa kabar? Sehat?’
Aku menarikan jari pada tuts handphone untuk mengirim pesan ke seseorang yang beribu kilometer jaraknya dari tempatku saat ini. Tepat saat opsi ‘kirim’ seharusnya ditekan, aku malah memilih untuk ‘keluar’ sehingga pesan sangat pendek tersebut hanya mampu memenuhi memori telepon saja.

Baru seminggu yang lalu kami bertatap muka setelah sekian lama hanya mampu menatapnya dari jauh. Namun rasa rindu tak mampu dibendung. Wajah teduhnya membayangiku lebih sering malam mini. Entah karena purnama sedang bersinar sempurna, seperti cahaya yang memancar dari rautnya .

Dari sorot matanya saat itu, aku tahu dia mencintaiku, akupun mencintainya. Kami sama-sama saling jatuh cinta, dalam diam, diam yang mengharukan. Diam yang selamanya hanya akan tetap menjadi diam bila aku terus diam.

Kumainkan handphoneku, entah tak sengaja satu nama itu selalu saja menghiasi layar handphoneku, tanpa mampu aku mengirim pesan padanya, tanpa mampu aku telepon untuk mendengar suaranya. Aku mencintainya, aku merindukannya malam ini. Mungkin dia juga sama. Aku tidak tahu. Aku tidak berani menyatakan perasaan ini. Apa dia akan menungguku datang kembali?

0 komentar:

Post a Comment