Pukul 23.05, Kantor.
Tidak biasanya ia masih di kantor pada jam segini. Di atas
mejanya, tumpukan berkas berserakan. Laptop pribadi dan komputer kantor
menyala. Beberapa orang hilir mudik keluar masuk ruangannya.
Ini sebuah kejadian tidak diduga, ujian baginya yang baru
dinaikkan jabatannya sebagai penanggung jawab keuangan. Ada kesalahan dalam
menginput data ke buku besar yang dilakukan bawahannya. Sangat fatal. Anggotanya sedang mengecek ulang semua data
dari semua berkas dan bukti pembayaran namun belum diketahui letak kesalahannya
dimana.
Handphonenya berdering beberapa kali. Bukan saatnya untuk
menjawab telepon dari nomor tidak dikenal. Data keuangan ini harus segera
diselesaikan dan diperbaiki hari ini juga. Sekarang. Tidak ada kompromi. Besok
ada pelaporan keuangan.
Sekretarisnya masuk dengan wajah pucat.
“Pak, istri Bapak telepon.”
Ah, bukankah dirinya telah memberitahu kalau ada urusan
penting dan tidak dapat diganggu dengan alasan apapun?
“Pak?”
Lelaki itu mengabaikan perkataan sekretarisnya, masih fokus meneliti
berkas di hadapannya.
“Ibu ada di rumah sakit…”
“… terjatuh di kamar mandi dua jam yang lalu. Janin di
kandungannya meninggal.”
“Pihak rumah sakit mencoba menghubungi ponsel Bapak tapi
tidak ada jawaban. Bapak diminta kesana sekarang.”
Terdiam. Laki-laki itu dihadapkan pada dua tanggung jawab penting.
Namun ia tidak beranjak dan memilih bersama tumpukan berkas
ini.
0 komentar:
Post a Comment