Senja mengguratkan cahaya
keemasannya yang mempesona, memaksaku menepikan motor sejenak untuk menikmati
keindahannya, di Tepi Sungai Mahakam yang membelah kota. Agenda mendokumentasi
kegiatan berbuka puasa kuputuskan ditunda esok saja.
Kunikmati syahdunya lantunan ayat
suci yang terdengar dari masjid di seberang jalan. Sementara pandanganku
dimanjakan oleh siluet senja dengan pantulan sinarnya di permukaan sungai.
Sebuah kompilasi yang pas dalam menghayati ayat Tuhan yang tersebar di hamparan
bumi.
Kameraku berpindah-pindah dari
padatnya arus jalan raya, teduhnya riak sungai yang terpantul cahaya senja, anak
kecil yang berkeliling menawarkan takjil, namun tiba-tiba berhenti pada
pemandangan yang sedari tadi luput dari perhatianku. Seorang gadis sedang
khusyuk dengan kanvas dan kuas ditangannya.
Dzikir yang terlantun dari masjid
berhenti, disusul suara bedug dan adzan maghrib. Alhamdulillah, puasa hari ini
tertunaikan. Kuucap syukur juga atas keindahan saat menanti berbuka puasa kali
ini. Aku teringat tidak membawa bekal apapun untuk berbuka. Segera kucari sosok
anak kecil yang berjualan kolak pisang tadi, namun sudah tidak ada.
“Selamat berbuka puasa.”
Gadis berkerudung merah tiba-tiba
sudah berdiri dihadapanku dengan sebotol air mineral yang terulur ke arahku.
Kanvas yang masih basah oleh tinta tergenggam di tangan kirinya. Aku menangkap
sesosok lelaki dengan kamera di ujung lukisanya.
Ternyata kami mengabadikan momen
yang sama.
keren.... senja memang indah
ReplyDeleteSenja memang punya keindahannya sendiri
ReplyDelete