Jumat pagi pukul 09.00 di ruang 501 kelas Fisika,,……………….
Kami sekelas sedang menjalani ujian mata kuliah Getaran dan Gelombang. Aku dapat tempat paling depan. Berhubung sedang sakit kepala sedari semalam, jadilah aku banyak diam. Lagipula, kurang belajar juga. Pas soal diberikan, aku sedikit kecewa, karena soal ang diberikan sangat sangaaatt mudah.
Dari beberapa bab yang diajarkan, kebanyakan soal Getaran yang keluar. Padahal harusnya proporsi soal kan harus seimbang antara materi Getaran dan Gelombang. Karena fokus belajarku pada materi Gelombang dan sempat kecewa karena aku belajar materi yang hing-high lah, eh yang keluar malah materi yang gampang. Saking gampangnya dan ngga ada prediksi bakal keluar, ya aku ngga mendalami. Jadi dah gak bisa jawab dengan sempurna. (padahal itu soal yang biasa aku kasih sama praktikan sebelum masuk praktikum, nah ternyata jadi soal ujian buat mahasiswa semseter empat).
Setelah bereksperimen dengan kata-kata dan rumus-rumus fisika y(x,t) = A sin (t-kx) aku berhasil mengerjakannya sebelum jam pelajaran usai. Aku duduk di pojok kiri depan pas di samping jendela. Jadilah sambil liat-liat keluar kelas. Ngga ada apa-apa sih, Cuma bangunan mushalla baru yang sepi, karena aktivitas anak-anak LDK masih berpusat di bangunan mushalla lama. Trus, agak jauh ada kantin yang juga emang sepi (konon katanya, karena ibu-ibu penjualnya galak, makanya sepi). Dan di sebelah bangunan mushalla, ada bangunan sementara terbuat dari kayu tempat menaruh genset.
Melihat genset itu, aku jadi berpikir. Tentang materi Fisika Terapan yang pernah aku dapat beberapa munggu yang lalu. Mengenai aplikasi penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Aku dan beberapa kelompok teman-teman yang lain mendapat materi tentang pembangkit listrik. Aku kenanya materi pembangkit listrik tenaga uap. Dan ada juga teman yang mendapat materi pembangkit listrik tenaga diesel. Sempat di bahas juga mengenai prinsip kerja genset dalam kehidupan sehari-hari.
Yang aku pikirkan adalah, betapa ternyata materi yang kita dapatkan tersebut, hanya sebatas teori saja. Dan apliaksinya sudah diterapkan oleh para tukang yang sedang membangun gedung baru di samping kelas kami. Jadi ingat apa yang di sampaikan Pak Johan dosen kami, bahwa para tukang-tukang itu tidak belajar materi fisika, namun sudah mengaplikasikannya dalam pekerjaannya, misalnya mengenai penggunaan mesin ketam yang menggunakan kabel sangat panjang untuk menyalakannya. Ternyata bukan karena untuk memudahkan geraknya saja lantas di buat kabel yang sangat panjang. Namun, ternyata dalam rangka mengaplikasikan rumus fisika R = L/A, atau R sebanding dengan L, bahwa semakin panjang kawat tersebut (L) maka akan semakin besar pula hambatannya (R), dan semakin besar hambatan kawat tersebut maka akan mengakibatkan arus yang dikeluarkan untuk pengoperasian alat ketam tersebut menjadi kecil, bersesuaian dengan prinsip Hukum Ohm R = V/I, sehingga dengan arus yang kecil itu tidak akan mengambil arus yang terlalu besar dari listrik yang digunakan.
Dan untuk prinsip kerja genset tersebut, aku juga jadi merenung sendiri. Karena kami mahasiswa Fisika belaja mengenai teorinya sementara bapak-bapak tukang itu yang mungkin saja tidak mendalami pelajaran fisika justru yang mengaplikasikannya. Pernah juga nih berpikir iseng. Kalau sarjana pertanian itu jadi petani, sarjana perikanan itu jadi nelayan, maka sarjana fisika jadi tukang listrik?
Hmmm, betapa sebenarnya ibrah yang harus di ambil adalah, kita mempelajari sesuatu harus komprehensip atau menyeluruh. Tidak hanya belajar teorinya saja, melainkan juga praktiknya. Sama saja ketika menemui orang yang pandai dalam hal agama namun aplikasinya nol besar. Atau seseorang yang ingin beribadah namun tidak tahu bagaimana caranya karena tidak pernah belajar teorinya. Sama seperti ujian hari itu, ketika hanya fokus pada belajar hitungan (bahkan hitungan tingkat tinggi), namun teorinya tidak paham, bahkan mengerjakan hitungan yang dasar saja sudah benar-benra di luar kepala,…
Belajar sesuatu, jangan setengah-setengah ya………. ;)
20.7.09
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment